Jendela Rumah Kaca

Pagi merekah namun sunyi bagai malam
Siang nan hampa mengisi relung kelam
Tak ada apa-apa di dalam
Hanya makhluk yang terdiam

Lagi-lagi sepi, sendiri
Lagi-lagi merenung, berkabung
Terus saja diri meresapi
Terus saja iri melambung

Tidak, ku tidak punya
Bukan, itu bukan rumah
Tengok saja lewat jendela
Isinya hanya amarah

Berkumpul sekadar singgah
Memang, memang sedarah
Tapi entah, ikatan melemah
Bahkan benci sudah lumrah

Wahai kalian di sana
Anggap aku apa?
Mungkin hanya aku saja
Berandai keluarga sempurna