Barisan Semut Api

Kala itu tanah basah
Kala itu sehabis hujan
Padahal musim kemarau
Padahal terang benderang

Mungkin ini salahku
Kuberdoa agar mendung
Kupinta dunia kelabu
Lalu terkabul, sudah kadung

Kuratapi alam sekitar
Kutunggu dan kutunggu..
Akhirnya keluar juga mereka
Perlahan muncul ke permukaan

Itu dia para semut api
Berbaris-baris rapi
Berbondong-bondong hingga garis finis
Temukan jalan masuk tralis

Sengaja kumohon semut datang
Agar kutak rasakan sendiri
Bisik saja terdengar lantang
Jadilah kuingin mereka kemari

Tahu sakit kalau tergigit
Tahu mereka lawan yang sengit
Mau bagaimana, hanya mereka
Sahabat yang selalu setia

Ceritaku tentang hari-hari
Tak ada satu yang dekati
Kenal tapi tak ingini
Bahkan hendaki kupergi

Kebanyakan wanita
Kelompok di sana
Bergaul dan politik sama
Pakai strategi tuk diterima
Meski ada hasrat bicara
Tiap kali lihat, urung niat
Beritahu jiwa: buat apa?
Toh ku dianggap patung tanah liat